NAMA Justus von Liebig mungkin sudah tidak asing bagi warga negara Jerman. Bahkan salah satu universitas di Giessin, Jerman dengan bangga secara resmi menyebutnya dengan nama "Justus-Liebing-Universitat Giessen". Pada tahun 1953, wajahnya diabadikan dalam perangko Jerman Barat sebagai bentuk penghargaan terhadap Liebig.
Saat ini mungkin bagi kita, nama Liebig akan terus melekat karena kimiawan asal Jerman inilah yang menemukan senyawa melamin (senyawa pengoplos susu bubuk yang sedang menjadi berita aktual akhir-akhir ini). Melamin ditemukan pertama kali oleh Liebig pada tahun 1834.
Karier lainnya yang membuat ia semakin eksis di ranah ilmu kimia yaitu terjun langsung merintis majalah Annalen der Pharmacie, yang kemudian hari nama majalah tersebut berubah menjadi Annalen der Chemie. Setelah Liebig wafat, majalah tersebut berubah nama lagi menjadi Justus Liebigs Annalen der Chemie.
Penemuan melamin diawali ketika pertama kali Liebig mengubah kalsium sianamida menjadi disianamida, dan memanaskannya di atas temperatur tinggi sehingga menghasilkan senyawa melamin. Saat ini, secara industri senyawa melamin dapat dibuat dari urea.
Pada tahun 1840, setelah menekuni unsur nitrogen Liebig menemukan Hukum Minimum Liebig (Law of Minimum). Dari hukum inilah Liebig menemukan pentingnya unsur nitrogen untuk tanaman lewat senyawa amonia. Penemuan pupuk bernitrogen oleh Liebig saat itu masih asing karena masih banyak yang menggunakan pupuk kandang sehingga secara komersial tidak laku dan tidak begitu sukses. Namun di kemudian hari, pupuk kimia ini menjadi alternatif selain pupuk kandang. Itulah alasan kenapa Liebig dijuluki "Bapak Pupuk Kimia".
Penemuan melamin saat itu seakan-akan terkubur oleh beberapa penemuan Liebig lainnya. Misalnya penemuan kondensor Liebig (yang saat ini masih digunakan di laboratorium kimia), penggagas laboratorium pendidikan kimia pertama di dunia sehingga sampai sekarang setiap siswa/mahasiswa mengenal istilah praktikum. Ia juga yang menemukan senyawa kloroform (pelarut industri dan digunakan dalam pembuatan antibiotik, zat warna, dan pestisida) selain oleh Eugene Souberion dan Samuel Guthrie, serta penemu ekstrak daging yang digunakan sebagai kaldu penyedap masakan dalam bentuk dadu seperti yang kita kenal sekarang.
Biografi
Dilahirkan di Darmstadt sebagai anak pedagang bahan kimia pada tanggal 12 Mei 1803, membuatnya dekat dengan dunia kimia. Liebig sedari kecil memang sudah keranjingan akan segala hal yang berbau kimia. Konon ia sempat dikeluarkan dari sekolah dasarnya karena telah meledakkan alat peledak yang ia buat sendiri di rumahnya dengan bahan-bahan yang ia dapat dari sang ayah.
Ia sempat magang pada seorang apoteker, lalu belajar kimia pada Karl Wilhelm Gottlob Kastner di Universitas Bonn. Ia kemudian pindah dan mendapat gelar doktor di Universitas Erlangen. Namun pemberian gelar tersebut sempat terhambat, di antaranya karena terkuaknya skandal cinta sang kimiawan ini dengan seorang penyair laki-laki August Graft von Platen. Platen jatuh cinta terhadap Liebig yang sesama jenis. Ekspresi cinta itu tertuang dalam syair-syair yang didedikasikan secara istimewa untuk Liebig. Barulah kemudian, gelar doktor disandangnya sebelum Liebig meninggalkan Erlangen pada tahun 1922.
Alasan kepindahannya kontroversial. Konon karena keterlibatannya di Korps Rhenania (organisasi mahasiswa nasionalis) yang radikal. Alasan lain yang tentunya ia ingin mendalami ilmu kimia lebih jauh di Paris atas bantuan beasiswa dari pemerintahan Hessian (saat itu negara bagian Jerman). Sekembalinya dari Paris, ia menikahi Henriette Moldenhauer, seorang anak perempuan pegawai negeri.
Tak lama setelah penemuan melamin, setahun kemudian (1935), Liebig menemukan proses penyepuhan perak (silvering) yang berguna dalam pembuatan cermin.
Hidup Liebig pada akhirnya beranjak masuk ke kancah politik. Liebig baru secara langsung terlibat dalam reformasi politik di Jerman setelah mempromosikan pertanian yang berbasis sains berdasarkan konsep John Stuart Mill. Liebig menyukai konsep Mill karena sains dipakai sebagai alat kemajuan sosial dan politik.
Pada usianya yang ke-69, tepat pada tanggal 18 April 1873, ia mengembuskan napasnya yang terakhir dengan menyandang gelar profesor dari Universitas Geissen dan gelar kebangsawan Freiherr (baron) dari Raja Bavaria.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar