search

Jumat, 16 Oktober 2009

Carl Bosch : Ahli Kimia dan Metalurgi

Carl BoschCarl (Karl) Bosch (1874-1940) adalah ahli kimia Jerman, pengusaha industri, insinyur, ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Jerman. Perusahaan Bosch memproduksi amonia buatan dan metanol buatan. Bersama Friedrich Bergius ia mendapat Hadiah Nobel bidang kimia karena menemukan metoda tekanan tinggi kimia. Ia lahir di Cologne pada tanggal 27 Agustus 1874 dan meningal 26 April 1940 di Heidelberg, Jerman pada umur 66 tahun. Pada umur 20 tahun ia belajar di Charlottenburg untuk jadi ahli metalurgi dan insinyur. Metalurgi adalah ilmu dan teknologi yang mempelajari logam, struktur logam, sifat-sifat logam, prose pembuatan logam, dan sebagainya.

Di perguruan tinggi tersebut ia meraa kecewa karena mata kuliah yang ia terima hanya berdasarkan pengalaman dosen-dosen belaka, bukan ilmu dalam arti sekarang. Maka dua tahun kemudian ia pindah kuliah ke Universitas Leipzig. Di sini ia tidak belajar metalurgi tapi kimia. Pada tahun 1899, pada umur 25 tahun Bosch bekerja di Bandische Anilin-und Soda Fabrik (BASF) di kota Ludwigshafen. Nama pabrik itu kemudian jadi I.G. Ferbenindustrie AG.

Dalam perusahaan itu ada tiga sifat Bosch yang sangat menonjol. Ia belajar terus meskipun sudah punya titel Insinyur. Ia mendorong teman bekerjanya maju. Ia membuat rencana-rencana jangka panjang. Ia pandai mengorganisir kelompok kerjanya. Kedudukannya dalam perusahaan menanjak dengan cepat. Dalam waktu 11 tahun ia berhasil menduduki jabatan tertinggi di perusahaan itu. Ia dipilih jadi presiden direktur perusahaan pada umur 36 tahun (1935).

Kira-kira pada tahun 1900 dunia kekurangan pupuk nitrogen. Pupuk itu dibuat dari nitrat yang didatangkan dari Chile. Amerika Selatan. Tapi nitrat Chile tidak dapat memenuhi kebutuhan dunia akan pupuk. Padahal tanaman membutuhkan nitrogen atau zat lemas. Bagaimana cara membuat pupuk yang mengandung nitrogen?

Pada tahun 1909 Haber, ahli kimia jerman, berhasil mengembangkan proses pembuatan amonia sintetis.Amonia itu terbuat dari nitrogen dan hitrogen.Perbandingannya 1:3. Rumus kimianya NH3. Tapi Haber hanya dapat membuat amonia sintetis di dalam laboratorium. Maka ia menyerahkan pembuatan amonia buatan kepada Bosch. Bosch kemudian memproduksi amonia buatan secara besar-besaran. Hal itu terjadi pada tahun 1911. Empat tahun kemudian (1915) perusahaan Bosch mengoksidasikan amonia dan memproduksikan asam nitrat. Asam nitrat banyak di pakai dalam industri kimia untuk membuat obat-obatan, zat warna, dan bahan peledak. Pada tahun 1923 perusahaan Bosch memproduksi secara besar-besaran metanol buatan. Metanol adalah alkohol cair yang paling sederhana. Metanol juga disebut karbinol, alkohol kayu, alkohol kaca, atau metil alkohol. Metanol sintetis dibuat dengan jalan mereaksikan campuran hidrogen dan gas-gas karbon monoksida dengan tekanan tinggi.

Campuran itu disebut gas sintetis. Gas sintetis dapat dibuat dari bermacam-macam ampas, sampah, produk buangan, bahan bakar apa saja yang mengandung karbon, seperti batu bara, gas alam, minyak dan kayu. Metanol dipakai untuk bahan bakar, untuk motor, sebagai pelarut organik dalam pembuatan lak dan vernis, dalam pembuatan formaldehida untuk zat warna, dan sebagai bahan mendenaturasikan etanol. Untuk karya-karyanya tersebut Bosch bersama Borgius pada tahun 1931 mendapat Hadiah Nobel. Enam tahun kemudian (1937) Bosch dipilih jadi ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Jerman, menggantikan Max Planck.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar