Tujuan Percobaan
Mengamati reaksi yang terjadi pada proses elektrolisis.
Dasar Teori
Proses elekrolisis merupakan reaksi redoks yang tidak spontan sehingga memerlukan energi. Proses elektrolisis berlangsung pada suatu rangkaian elektrode dan sumber arus listrik searah yang disebut sel elektrolisis.
Proses elektrolisis dimulai dengan masuknya elektron dari arus listrik searah kedalam larutan melalui kutub negatif. Spesi tertentu atau ion yang bermuatan positif akan menyerap elektron dan mengalami reaksi reduksi di katode. Spesi yang lain atau ion bermuatan negatif akan melepas elektron dan mengalami reaeksi oksidasi di kutub positif atau anode. Jadi, proses elektrolisis merupakan reaksi redoks. Elektrode positif dan elektrode negatif pada sel elektrolisis ditentukan oleh sumber arus listrik.
Jenis elektrode yang digunakan dalam proses elektrolisis sangat berpengaruh pada hasil elektrolisis. Elektrode dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan kereaktifannya, yaitu elektrode tidak aktif atau tidak ikut bereaksi atau inert, seperti C, Pt, Au dan elektrode aktif atau ikut bereaksi selain C, Pt, Au pada proses elektrolisis. Pada proses elektrolisis dengan elektrode aktif berlangsung reaksi elektrode dan reaksi elektrolit, sedangkan proses elektrolisis dengan elektrode inert hanya berlangsung reaksi elektrolitnya saja.
Alat dan Bahan
• Statif
• Pipa U
• Kabel penjepit buaya
• Adaptor
• Karbon (C), besi (Fe), dan tembaga(Cu)
• Larutan KI 0,5 M elektroda C
• Larutan Na2SO4 0,1 M elektroda C
• Larutan NaBr 0,5 M elektroda C
• Larutan CuSO4 0,5 M elektroda Cu
• Larutan CuSO4 0,5 M anoda Cu katoda C
• Larutan CuSO4 0,4 M anoda Cu katoda Fe
Prosedur Kerja
1. Elektrolisis larutan KI dengan elektroda C
a. Masukkan larutan KI 0,5 M dalam tabung pipa U sampai ± 1 cm dari ujung tabung.
b. Rangkailah alat dan bahan sebagai berikut:
c. Amati tanda-tanda reaksi yang terjadi di anode dan katode
d. Ambil larutan pada anode dengan pipet tetes kemudian teteskan pada tepung kanji (5-10 tetes). Amati perubahan yang terjadi.
e. Ambil 2 ml larutan pada katode dengan pipet tetes lalu masukkan dalam tabung reaksi.
f. Tambahkan 2 tetes indikator phenolptalein dan amati perubahan yang terjadi.
2. Elektrolisis larutan Na2SO4 dengan elektroda C
a. Masukkan larutan Na2SO4 0,1 M dalam tabung pipa U sampai ± 1 cm dari ujung tabung.
b. Rangkailah alat seperti gambar di atas (1.b)
c. Amati tanda-tanda reaksi yang terjadi di anode dan katode.
d. Ambil 2 ml larutan pada katode dengan pipet tetes lalu masukkan dalam tabung reaksi.
e. Tambahkan 2 tetes indikator phenolptalein dan amati perubahan yang terjadi.
f. Ambil 2 ml larutan pada anode dengan pipet tetes lalu masukkan dalam tabung reaksi.
g. Tambahkan 2 tetes indikator phenolptalein dan amati perubahan yang terjadi
3. Elektrolisis larutan NaBr dengan elektroda C
a. Masukkan larutan NaBr 0,1 M dalam tabung pipa U sampai ± 1 cm dari ujung tabung.
b. Rangkailah alat seperti gambar di atas (1.b)
c. Amati tanda-tanda reaksi yang terjadi di anode dan katode.
d. Ambil 2 ml larutan pada katode dengan pipet tetes lalu masukkan dalam tabung reaksi.
e. Tambahkan 2 tetes indikator phenolptalein dan amati perubahan yang terjadi.
4. Elektrolisis larutan CuSO4 dengan anode Cu dan katode C
a. Masukkan larutan CuSO4 0,1 M dalam tabung pipa U sampai ± 1 cm dari ujung tabung.
b. Rangkailah alat seperti gambar di atas (1.b)
c. Amati tanda-tanda reaksi yang terjadi di anode dan katode.
d. Ambil 2 ml larutan pada anode dengan pipet tetes lalu masukkan dalam tabung reaksi.
e. Tambahkan 2 tetes indikator phenolptalein dan amati perubahan yang terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar