search

Selasa, 17 November 2009

Sifat-Sifat Koloid

1. Efek Tyndall

Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall.

Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid, cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.

2. Gerak Brown

Gerak Brown adalah gerak acak, gerak tidak beraturan dari partikel koloid.

Jika kita amati sistem koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown

Partikel – partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut bersifat acak seperti pada zat cair dan gas. System koloid dengan medium pendipersi zat cair atau gas, partikel-partikel menghasilkan tumbukan. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Partikel koloid cukup kecil, tumbukan cenderung tidak seimbang. Dan menyebabkan perubahan arah partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak brown.

Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak brown. Semakin besar ukuran partikel, semakin lambat gerak brown.



Gerak Brown dipengerahui oleh suhu. Semakin tinggi suhu system, koloid, semakin besar energi kinektik yang dimiliki partikel medium. Akibatnya, gerak Brown dari partikel fase terdispersinya semakin cepat. Semakin rendah suhu system koloid, maka gerak Brown semakin lambat.



3. Elektroforesis

Oleh karena partikel sol bermuatan listrik, maka partikel ini akan bergerak dalam medan listrik. Pergerakan ini disebut elektroforesis. Untuk lebih jelas, mari kita lihat tabung berikut di samping.

Pada gambar, terlihat bahwa partikel-partikel koloid bermuatan positif tersebut bergerak menuju elektrode dengan muatan berlawanan, yaitu elektroda negatif. Jika sistem koloid bermuatan negative, maka partikel itu akan menuju ke elektroda positif.

Manfaat elektroforesis adalah :

a. Menerima muatan yang dimiliki suatu partikel.

b. Memproduksi barang industri yang terbuat dari karet, misalnya sarung tangan.

c. Mengurang zat pencemar udara yang dihasilkan dunia industri dengan metode Cottrell.



4. Koagulasi

Jika partikel-partikel koloid tersebut bersifat netral, maka akan terjadi penggumpalan dan pengendapan karena pengaruh gravitasi. Proses penggumpalan dan pengendapan ini disebut koagulasi.

Koagulasi yaitu peristiwa pengendapan partikel-partikel koloid sehingga fase terdispersinya terpisah dari medium pendispersinya. Koagulasi disebabkan karena hilangnya kestabilan untuk mempertahan

Kan partikel agar tetap tersebar di medium pendispersi. Koagulasi dapat dilakukan dengan penambahan zat elektrolit dan cara mekanik ( pemanasan, pendinginan, pengadukan )

Kegunaan koagulasi adalah :

a. Penjernihan air dengan penambahan tawas (K2SO4.Al(SO4)3).

b. Proses pendinginan santan.

c. Pengolahan karet dari lateks.

d. Pembentukan delta di daerah muara sungai.

e. Telur rebus dan pembuatan agar-agar.



5. Adsorpsi

Partikel sol padat ditempatkan dalam zat cair atau gas, maka partikel zat cair atau gas akan terakumulasi. Fenomena disebut adsorpsi. Jadi sdsorpsi terkait dengan penyerapan partikel pada permukaan zat. Partikel koloid sol memiliki kemampuan untuk mengadsorpsi partikel pendispersi pada permukaanya. Daya adsorpsi partikel koloid tergolong besar Karenna partikelnya memberikan sesuatu permukaan yang luas. Sifat ini telah digunakan dalam berbagai proses seperti penjernihan air.

Manfaat adsorpsi adalah :

1. Penggunaan norit untuk penyembuhan sakit perut.

2. Proses pemutihan gula pasir pada industri gula dengan tanah diatomi dan arang tulang.

3.Pewarnaan serat sutra, wool atau kapas dalam larutan Al2(SO4)3 pada industri tekstil.

4. Proses penjernihan air keruh dengan tawas.

5. Pembersihan kotoran dengan sabun.

6. Adsorpsi koloid humus oleh koloid tanah liat.



Koloid Liofil dan Liofob



No

Koloid Liofil

Koloid Liofob

1.

Stabil

Kurang stabil

2.

Kekentalan tinggi

Kekentalan rendah

3.

Dapat dibuat gel

Tidak semua dapat dibuat gel

4.

Sukar diendapkan

Mudah diendapkan

5.

Mengadsorpsi molekul

Mengabsorpsi ion

6.

Kurang menunjukkan efek Tyndall

Efek Tyndall sangat jelas

7.

Dibuat dengan cara dispersi

Dibuat secara kondensasi

8.

Gerak Brown kurang jelas

Gerak Brown sangat jelas

9.

Terdiri dari zat organik

Terdiri dari zat organik

10.

Reversibel

Tidak reversibel



Penjernihan Air

Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid tanah liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan beberapa langkah agar partikel koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi:

Al3+ + 3H2O → Al(OH)3 + 3H+

Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid tanah liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian mengendap bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar