Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan atau suspensi.
Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat, baik padat, cair, maupun gas, dapat dibuat dalam keadaan koloid.
Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari. Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid, bahan makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem koloid.
Karena sistem koloid sangat berpengaruh bagi kehidupan sehari-hari, kita harus mempelajarinya lebih mendalam agar kita dapat menggunakannya dengan benar dan dapat bermanfaat untuk diri kita.
Cara Pembuatan Koloid
1. Kondensasi yaitu pembuatan koloid dengan mengubah partikel-partikel larutan yang terdiri dari molekul-molekul atau ion menjadi partikel koloid.
Cara kondensasi merupakan cara kimia, misalnya :
a. Reaksi redoks : 2H2S(g) + SO2(aq) → 2H2O(l) + 3S(koloid)
b. Reaksi Hidrolisis : FeCl3(aq) + 3H2O(l)--> → Fe(OH)3(koloid) +3HCl(aq)
c. Reaksi dekomposisi rangkap : AgNO3(aq) + NaCl(aq) → AgCl(koloid) + NaNO3(aq)
d. Reaksi pergantian pelarut : S + alkohol + air → S(koloid)
2. Cara Dispersi yaitu pembuatan koloid dari suspensi kasar. Cara dispersi dibedakan menjadi 4, yaitu :
a. Cara Mekanik
Pembuatan koloid dengan cara penggerusan/penggilingan untuk zat padat, cara
pengadukan/pengocokan untuk zat cair, kemudian didispersikan ke dalam medium (pendispersi).
Contoh : belerang halus + air → sol belerang
b. Cara Peptisasi
Pembuatan koloid dengan cara memecah molekul besar menjadi molekul yang lebih kecil
dengan menghilangkan ion elektrolit penyebab gumpalan.
c. Cara Busur Bredig (Elektrodispersi)
Pembuatan koloid dengan menggunakan loncatan bunga api listrik. Cara ini biasanya untuk membuat sol logam.
d. Cara Homogenisasi
Pembuatan koloid dengan cara membuat suatu zat menjadi homogen dan berukuran koloid. Cara ini digunakan pada pembuatan susu.
Klasifikasi Campuran
Larutan | Koloid | Suspensi Kasar |
- Homogen, tdk dapat dibedakan dengan mikroskop ultra - Jernih - satu fase - Tidak dapat disaring - Tidak memisah (stabil) - Diameter partikel <>-7 cm | - Tampak homogen, dgn mikroskop ultra tampak heterogen - Tidak jernih - Dua fase - Dapat disaring kertas saring ultra - Umumnya stabil - Diameter partikel 10-7 -10-5 cm. | - Heterogen - Tidak jernih - Dua fase - Dapat disaring kertas saring ultra - Tidak stabil - Diameter partikel > 10-5cm |
Sistem Koloid
Sistem koloid dibagi menjadi dua bagian yaitu fase terdispersi (zat terlarut) dan medium
pendispersi (pelarut). Keduanya terdiri dari tiga fase/wujud yaitu padat, cair dan gas yang bersatu. Namun antara fase gas dengan gas tidak membentuk Sistem koloid karena bercampur homogen, melainkan larutan
No | Fase Terdispersi | Medium Pendispersi | Nama Koloid | Contoh |
1. | Padat | Padat | Sol Padat | Perunggu, baja |
2. | Padat | Cair | Sol | Cat, tinta, lotion |
3. | Padat | Gas | Aerosol padat | Asap, debu diudara |
4. | Cair | Padat | Emulsi Padat | Keju, mentega, jeli |
5. | Cair | Cair | Emulsi cair | Susu, santan |
6. | Cair | Gas | Aerosol cair | Kabut, awan |
7. | Gas | Padat | Busa | Batu apung, busa jok |
8. | Gas | Cair | Busa/buih | Buih sabun/sampo |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar